Thursday, May 27, 2010

Melepas Kepergian Sri Mulyani

Source.

Dalam sebuah dialog dengan Wimar Witoelar di MetroTV, Sri Mulyani pernah menyebut karakter orang Indonesia dengan ungkapan, Short Memory Lost. Orang Indonesia pelupa, mudah melupakan kenyataan-kenyataan yang sebenarnya belum lama berlalu. Dan saya melihat, kenyataan itu terjadi lagi dalam kasus Sri Mulyani saat ini.

Selama berbulan-bulan media massa menampilkan liputan seputar kerja Pansus Bank Century di DPR, sampai sidang paripurna DPR RI yang menghasilkan rekomendasi opsi C, nama Sri Mulyani dan Boediono menjadi bulan-bulanan media massa. Para demonstran di jalanan menggambarkan sosok Sri dan Boed sebagai drakula, dengan taring tajam, dan lelehan darah dari mulutnya. Juga ada yang menampilkan “Mbak Sri” dalam tampilan narapidana di balik penjara, dengan memakai baju-celana belang-belang (seperti ular Weling).

Tapi kini, ketika Sri Mulyani lengser dari kursi Menkeu dan siap berangkat menjadi pejabat di Bank Dunia, semua orang tiba-tiba menaruh belas kasihan, merasa sayang kepada Mbak Sri, merasa memiliki, memujinya setinggi langit, memberikan forum terhormat baginya untuk pamitan, serta membuat aneka rupa testimoni tentang kehandalan “the best finance minister” itu. Salah satu contoh, J. Kristiadi, tokoh elit CSIS, dalam salah satu liputan di MetroTV, dia dengan terang menyalahkan bangsa Indonesia yang tidak bersikap ramah kepada tokoh jenius seperti Sri Mulyani, sehingga wanita satu ini akhirnya diambil oleh Bank Dunia.

"Jangan Menangis, Bulek!"

Entah apa rakyatnya yang memang ingatannya pendek, atau media-media massanya yang bego ya. Sri Mulyani dengan segala kiprahnya adalah FAKTA yang jelas, tidak samar lagi. Dia adalah operator ekonomi Neolib di Indonesia, bersama Boediono, dan para pendukungnya. Apa yang bisa dibanggakan dari ekonomi Neolib? Ia adalah tatanan ekonomi yang membuat kekayaan bangsa Indonesia semakin deras dijarah oleh orang-orang asing. Ekonomi Neolib sangat ramah kepada kaum elit yang kaya-raya, tetapi sangat menindas rakyat kecil.

Pada hakikatnya, ekonomi Neolib sama persis dengan EKONOMI FEODAL di jaman Belanda dulu. Ketika itu Belanda sebagai dominator pengeruk kekayaan nasional. Operasi penjarahan oleh Belanda ini difasilitasi oleh kalangan Bangsawan (Ningrat) yang oleh banyak orang disebut kaum “priyayi” (ambtenar). Mereka adalah kalangan bangsawan, kaya, anti kemerdekaan, dan mengabdi kepentingan kolonialis. Kenyataan yang sama terjadi di Indonesia ini, di jaman Orde Baru dan terutama setelah Reformasi, sebagian elit priyayi menjadi makelar-makelar penjajahan kekayaan nasional oleh orang-orang asing. Kalau dulu penjajahnya cuma Belanda, kalau kini banyak sekali: Amerika, Inggris, Belanda, Jepang, Korea, China, Singapura, Jerman, Perancis, Bank Dunia, IMF, dan sebagainya.

Adapun untuk menghibur rakyat Indonesia (sekaligus memperdaya akal mereka), rakyat Indonesia cukup diberi beberapa model hiburan: Tontonan TV, fantasi dengan rokok, sepakbola, dan MSG. Kalau kita cermati dengan teliti, konstruksi ekonomi Indonesia saat ini tak ada bedanya dengan masa penjajahan Belanda dulu. Malah ketika itu, kondisinya belum separah dan serumit saat ini.

Apa yang bisa dibanggakan dari seorang Sri Mulyani? Dia ini bisa dikatakan merupakan salah satu “priyayi” yang menjadi operator praktik penjajahan ekonomi di Indonesia, oleh kekuatan asing. Kalau kini dia direkrut oleh Bank Dunia, apa yang aneh? Toh, sebelumnya dia menjadi kaki-tangan IMF.

Sekedar ingin mengingatkan fakta-fakta “masa lalu” tentang betapa bobroknya moralitas seorang Sri Mulyani di hadapan rakyat dan bangsa Indonesia. Semoga media-media massa mau sedikit berubah dari ke-bego-an mereka. (Nyari duit sih boleh, tapi jangan keterlaluan dong dalam membohongi masyarakat!).

  • Nama besar Sri Mulyani mulai berkibar ketika terjadi Krisis Moneter 1997. Dia waktu itu dikenal sebagai pakar ekonomi dari UI. Saya masih ingat, penampilan Sri Mulyani waktu itu “belum didandani” seperti sekarang. Mungkin ketika itu, gaji dia belum cukup untuk membiayai “kebutuhan pencitraan”.
  • Sri Mulyani ketika masa-masa Krisis Moneter waktu itu sangat kritis pemikirannya. Dia bependapat supaya perbaikan ekonomi nasional dilakukan dengan cara-cara radikal. Sri ketika itu juga kencang dalam mengkritik pendekatan ekonomi yang ditempuh IMF. Pendek kata, Sri Mulyani bersinar bintangnya seiring munculnya badai Krisis Moneter.
  • Setelah tahun 1998, Soeharto lengser dari kursinya. Ketika itu nama Sri Mulyani tiba-tiba hilang dari peredaran. Jarang sekali media-media massa menyebut namanya. Kemanakah “Jeng Sri”? Ternyata, dia telah bekerja menjadi seorang pejabat tinggi IMF. Seingat saya, dia menjadi supervisor IMF untuk wilayah Asia-Pasifik. Oh ala, ternyata Sri Mulyani bekerja di IMF, pihak yang pernah dia kritik ketika Krisis Moneter terjadi.
  • Perlu diingat, yang membidani kehancuran ekonomi nasioanal, dan keterpurukan Indonesia seperti saat ini adalah IMF. Butir-butir LOI (Letter of Intends) yang disepakati antara Indonesia dengan IMF itulah yang menghancurkan ekonomi kita dan merusak fundamental ekonomi yang susah-payah dibangu7n sejak tahun 70-an. Dalam LOI dengan IMF itu, Indonesia bukan saja diharuskan tunduk kepada aturan-aturan IMF, tetapi negara ini sesungguhnya telah DIBELI KEDAULATAN-nya oleh IMF. Bayangkan, sampai untuk urusan jual-beli rotan saja, IMF ikut campur mengatur. (Untung untuk masalah jual-beli terasi, ikan asin, dan kerupuk, IMF tidak ikut-ikutan).
  • Demi Allah, Rabbul ‘alamiin, Rabus Samawaati wal ardh, IMF itulah sumber kehancuran ekonomi Indonesia. Akibat perjanjian dengan IMF, Pemerintah RI harus mengeluarkan BLBI yang kemudian membuat negara ini kehilangan dana sebesar 500-600 triliun rupiah (100 kalinya dana Bank Cenmtury). Nah, BLBI ini menjadi sumber kehancuran ekonomi yang susah diobati sampai saat ini. Jika ada “Dajjal Ekonomi” yang sukses besar merusak kehidupan rakyat Indonesia, itulah IMF.
  • Sebagai supervisor IMF, Sri Mulyani sangat tahu tentang penerapan butir-butir LOI, dalam rangka melucuti kedaulatan ekonomi Indonesia, memperbesar praktik penjajahan asing, serta memupus harapan kesejahteraan bagi rakyat Indonesia. Sri sangat tahu itu, sebab dia menjadi supervisor Asia-Pasifik. Dan dia digaji oleh IMF untuk mengawasi praktik penjarahan ekonomi di negaranya sendiri. (Luar biasa, rasanya muntah kalau membayangkan rizki yang diterima Sri Mulyani dari gaji-gaji yang dia peroleh di IMF itu. Na’udzubillah wa na’udzubillah, ya Allah lindungi kami dan anak keturunan kami dari menerima rizki kotor dari tangan para penjajah keji. Amin Allahumma amin).
  • Ketika Sri Mulyani menjadi Menkeu di era SBY, dia sangat kejam dalam menerapkan kebijakan pemotongan subsidi BBM, sehingga hal itu menjadi hempasan keras yang memiskinkan rakyat ke sekian kalinya. Di mata Sri Mulyani, nilai rakyat Indonesia hanyalah sekedar ANGKA belaka. Termasuk kebijakan memotong subsidi untuk perguruan tinggi, memperbesar kewajiban pajak, memberikan segala rupa keistimewaan perlakuan kepada para investor asing, dll. Bahkan yang paling kacau adalah kebijakan BLT (Bantuan Langsung Tunai). Ternyata bantuan ini sumbernya dari dana hutang Bank Dunia. Allahu Akbar.
  • Setelah satu periode Kabinet SBY berakhir pada 2009 lalu, ternyata diperoleh data baru posisi keuangan negara. Hutang luar negeri Pemerintah naik dari posisi sekitar Rp. 1300 triliun menjadi sekitar Rp. 1700 triliun; ada kenaikan hutang selama 5 tahun Kabinet SBY sebesar Rp. 400 triliun. Dan kini kabarnya naik lagi lebih tinggi.
  • “Prestasi” lain dari Sri Mulyani yang layak dicatat ialah besarnya kepemilikan SUN (Surat Utang Negara) di tangan asing. Dalam setahun, katanya negara harus mengeluarkan dana sekiatar Rp. 60 triliun untuk membayar bunga kepada para pemegang SUN itu.
  • Dan lain-lain.

Jadi, adalah sangat dusta kalau kita lalu memuji-muji Sri Mulyani. Tokoh ini bahkan sudah pantas disebut sebagai PENGKHIANAT NEGARA, bersama Si Boed dan kawan-kawan. Mereka ini andilnya sangat besar dalam menyengsarakan kehidupan rakyat Indonesia.

Dari sisi pintar, mahir bahasa inggris, penampilan modis, tegas bicara, tahan mental, bergaji tinggi, berwawasan global, dll. ya okelah kita akui, Sri Mulyani orangnya. Tapi dari sisi moralitas dan kontribusinya bagi kebaikan hidup rakyat Indonesia, reputasi Sri Mulyani sangat mengerikan.

Tidak berlebihan kalau saya menasehatkan kepada kaum Muslimin: “Jika Anda mendengar nama Sri Mulyani diucapkan, atau Anda melihat gambar dia di TV atau koran, ucapkan ‘audzubillah minas syaithanir rajiim‘.” Tokoh satu itu bukan lagi masuk alam manusia, tapi sudah selainnya.

Kini Sri Mulyani siap disambut dengan kalungan bunga, di kantor Bank Dunia sana. Tapi yakinlah, semua itu hanya basa-basi saja. Alam semesta, langit-bumi, beserta benda-benda langit yang demikian banyak, beserta hewan-hewan di daratan dan lautan, mereka mengutuk orang-orang zhalim yang menyengsarakan kehidupan jutaan kaum Muslimin, sehingga mereka hidup menderita lahir-bathin, dunia Akhirat.

Alhamdulillahi Rabbil ‘alamiin.

AMW.

Tuesday, May 25, 2010

Din Tutup 3 Akun Facebook Gara-gara Kontes Gambar Nabi Muhammad

Jakarta - Usaha-usaha untuk memprovokasi umat Islam seperti halnya melalui kontes menggambar Nabi Muhammad di Facebook akan terus terjadi. Oleh sebab itu, umat Islam diimbau untuk tidak bersikap reaksioner, karena tidak akan menyelesaikan masalah.

"Saya kira itu orang gila yang sengaja memprovokasi umat Islam dan itu akan terus menerus terjadi. Maka umat Islam nggak usahlah bersikap reaksioner apalagi melampaui batas," kata Ketua Umum PP Muhammadiyah, Din Syamsuddin.

Hal itu disampaikan dia usai bertemu dengan Wakil Presiden Boediono untuk menyampaikan undangan menutup Muktamar Satu Abad Muhammadiyah 3-8 Juli 2010 mendatang di Kantor Wapres, Jl Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Selasa (25/5/2010).

Imbauan Din itu untuk menanggapi adanya kontes 'Everybody Draw Mohammed Day' di situs pertemanan Facebook yang panen protes beberapa waktu lalu. Permasalahan tersebut kini sudah sedikit mereda.

"Hal-hal kayak begitu akan terus terjadi, sengaja untuk membangkit-bangkitkan emosi umat Islam. Umat Islam tidak usah bereaksi berlebihan. Protes juga mereka akan ketawa-ketawa saja mereka nanti," lanjut Din.

Menurut Din, cara terbaik dalam menanggapi kontes menggambar Nabi Muhammad itu adalah dengan menutup akun Facebook masing-masing bila mempunyai. Din mengaku telah menutup tiga akun Facebook-nya sejak publikasi lomba itu mencuat.

"Karena itu di Facebook, ya, berhenti saja punya Facebook. Saya kebetulan punya 3 akun langsung saja saya tutup," jelas Din.

Dengan menutup akun Facebook, pengelola situs tersebut akan menderita kerugian, sehingga berpikir untuk tidak memuat konten-konten berbau SARA lagi.

"Kalau itu lewat sarana seperti Facebook, ya, nggak usah berlangganan. Biar Facebook-nya rugi. Karena begitu saya tutup Facebook mengundang terus itu kapan bisa kembali," tutup Din sambil tertawa.

(irw/Rez)

Source

Tuesday, May 18, 2010

Dunia Di Mataku Photoblog Reborn

Visit my new format photoblog "Dunia di Mataku". In this photoblog you can see my photo collection and download any photo in high-resolution. For more photos you can also visit my portfolio at dreamstime.

Silahkan mengunjungi photoblog saya dengan format baru "Dunia di Mataku". Di photoblog ini anda dapat menikmati koleksi foto saya dan dapat mengunduh foto apa saja dengan resolusi tinggi. Untuk melihat foto-foto saya yang lain yang lebih komplit, anda dapat mengunjungi portofolio saya di dreamstime.

Monday, May 17, 2010

Ternyata Musik Klasik Tak Berpengaruh Pada Kecerdasan Otak

JERMAN (Berita SuaraMedia) - Berdasarkan riset terbaru, tidak ada bukti yang cukup untuk mendukung apa yang disebut "efek Mozart", yang menghubungkan musik klasik Mozart dengan kemampuan kognitif.

Seperti diberitakan oleh HealthDay News, suatu penelitian telah memperdebatkan sekaligus mematahkan hasil riset terdahulu yang memperlihatkan hubungan antara mendengarkan musik Mozart dan peningkatan kemampuan otak.

Hasil studi pada 1993 yang diterbitkan di jurnal Nature menunjukkan bahwa mendengarkan musik Mozart akan meningkatkan kemampuan kognitif. Alhasil, riset ini lalu memicu para orangtua untuk memperkenalkan bayi dan anak kecilnya pada musik klasik, serta pengusaha berlomba menjualnya ke berbagai sekolah, pusat perawatan siang hari dan orangtua.

Namun, hasil kajian terbaru para ilmuwan Austria tidak menemukan bukti signifikan kalau mendengarkan musik Mozart memberi pengaruh pada kemampuan kognitif seseorang.

Dalam studi paling mutakhir itu, para peneliti di University of Vienna mengkaji lebih dari 40 studi dan penelitian yang tak disiarkan yang meliputi lebih dari 3.000 subyek. Kesimpulan mereka adalah
tidak ada riset yang mendukung pendapat bahwa musik Mozart meningkatkan kemampuan otak anak.

Secara khusus, temuan itu membantah mitos mengenai dampak peningkatan kemampuan otak di antara pendengar musik Mozart. Para peneliti melaporkan bahwa mereka tak dapat mengonfirmasi dampak menguntungkan dari mendengarkan musik Mozart.

"Saya menyarankan mendengarkan musik Mozart kepada setiap orang, tetapi ini tak memenuhi harapan akan peningkatan kemampuan kognitif," kata penulis studi itu, Jakob Pietschnig, ahli ilmu jiwa di University of Vienna.

Tim peneliti dari Universitas Vienna meneliti ulang 3 ribu kasus dari 40 studi internasional yang menyimpulan tidak ada bukti efek dari Mozart.

“Siapapun yang mendengarkan musik baik Mozart, Bach tidak lebih baik dari grup yang tidak. Tetapi kami mengetahui bahwa orang akan memiliki performa yang baik jika mereka memperoleh stimulus,” ujar peneliti utama Jakob Pietsching.

Riset tidak mengatakan musik tidak berdampak pada pengembangan otak, namun pendengar pasif tidak memiliki keuntungan yang masuk di akal seperti yang diperkirakan sebelumnya.

Sementara studi lainnya menyarankan bahwa proses kreatif, analitis dan aktivitas fisik terlibat dalam pembelajaran yang mampu mempengaruhi fungsi kognitif dan otak.

Satu studi longitudinal menemukan bahwa anak-anak yang menerima rangsangan musik tidak selalu akan memiliki kemampuan bermusik, juga kemampuan lain termasuk tata bahasa atau logika matematika.

Studi tersebut memeriksa rangsangan dan pelatihan musik dan analisis terbaru memberikan kesimpulan bahwa tidak ada keuntungan kognitif yang ditawarkan.

Anda selalu memperdengarkan musik klasik untuk bayi anda atau calon bayi anda agar mereka memiliki kemampuan kognitif yang hebat? Pikirkan lagi! Sebab berdasarkan penelitian terbaru yang dilakukan oleh ilmuwan Austria, mereka tidak menemukan adanya pengaruh yang signifikan musik klasik Mozart dengan kemampuan kognitif bayi. (fn/km/inl/bt) www.suaramedia.com