Wednesday, September 9, 2009

Siaran Shalat Tarawih Dari Mekkah Lebih Baik Jam 1 Pagi Atau Jam 4 Sore?

Tulisan ini di copy dari blog ustadz Gene Netto.

Dari beberapa tahun yang lalu, sudah menjadi kebiasaan saya untuk bergadang di bulan puasa, khususnya supaya bisa nonton siaran langsung Shalat Tarawih dari Masjid-il-Haram di Mekkah. Alhamdulillah saya sering bisa begitu kalau tidak ada kerjaan di pagi hari, sehingga bisa nonton sampai selesai dan tidur setelah subuh. Tetapi kebanyakan orang harus berangkat kerja pada waktu pagi, jadi hampir tidak mungkin kalau mereka menonton Shalat Tarawih dari Mekkah yang biasanya mulai pada jam 00:30 dan berakhir pada jam 02:20.

Ada beberapa alasan kenapa saya senang nonton Shalat Tarawih yang disiarkan langsung dari Mekkah. Pertama, saya bisa melihat Ka’bah secara langsung (walaupun hanya lewat tivi), tetapi tayangan di televisi terkesan lebih nikmat daripada foto Ka’bah yang ada di kamar. Kedua, saya bisa mendengarkan ayat-ayat suci Al Qur'an yang dibacakan oleh Imam Masjid-il-Haram, yang insya Allah termasuk imam yang paling baik di dunia. Kemarin, pada saat Imam bacakan ayat sajdah, saya juga ikut sujud, dan pada saat itu, di tengah malam yang sunyi, saya merasa ikut bersujud bersama dengan sekitar 3 juta orang yang juga sedang sujud di depan Ka’bah.

Bagi orang yang mungkin belum tahu, ayat sajdah (atau sajadah) adalah ayat-ayat dalam Al-Qur'an yang didalamnya mengandung kata sujud dan kaum muslimin yang membaca atau mendengarnya disunnahkan untuk sujud langsung pada saat membaca atau mendengarnya.

Dari Abu Hurairah yang berkata: Rasulullah SAW telah bersabda: “Apabila anak Adam membaca ayat sajdah kemudian ia bersujud, maka syaitan akan menjauhi dia sambil menangis dan berkata: ‘Celakalah aku. Anak adam diperintahkan untuk sujud lalu ia sujud maka baginya adalah surga. Dan aku diperintahkan untuk sujud lalu aku menolaknya maka bagiku api neraka.’” (HR. Muslim No. 81)

Walaupun saya berada di Indonesia, pada saat ikut sujud saya merasa dekat sekali dengan 3 juta saudara yang sedang sujud juga di Mekkah.

Salah satu alasan yang lain yang mendorong saya untuk nonton setiap tahun adalah kenyataan bahwa dulu saya nonton siaran langsung Shalat Tarawih dari Mekkah untuk pertama kali pada tahun 1995. Pada saat itu, saya masih orang non-Muslim dan masih belajar tentang Islam karena belum yakin bahwa Islam benar. Tetapi setelah saya melihat 3 juta orang melakukan Shalat Tarawih di dalam masjid yang sama, pada waktu yang sama, dalam bahasa yang sama, di belakang pemimpin yang sama, berdiri tegak mengarah ke kiblat yang sama (yaitu Ka’bah), dan mereka ruku dan sujud pada saat yang sama, dalam upaya berdoa kepada Tuhan yang sama, maka saya menjadi terkejut sekali karena tidak ada pemandangan yang setara di seluruh dunia, yang begitu rukun, indah dan mulia, selain di dalam Islam.

Melihat tayangan itu dulu membantu saya masuk Islam karena saya yakin manusia tidak bisa menciptakan kegiatan seperti itu sendiri. Kalau murni berasal dari manusia, pasti terjadi berbagai macam keributan, misalnya dari siapa yang boleh jadi imam, gerakan mana yang akan dipakai, arah mana yang dihadapi, sampai bahasa apa yang akan digunakan dan seterusnya. Tetapi kalau berasal dari Allah SWT, maka tidak terjadi keributan, dan semua orang masuk masjid secara rukun untuk berdoa kepada Allah.

Mungkin kebanyakan orang tidak memikirkan Shalat Tarawih dari sisi dakwah, tetapi itu yang saya alami sendiri. Melihat shalat yang satu itu yang begitu rukun dan indah, di tempat yang paling mulia di dunia, membantu saya masuk Islam pada tahun 1996.

Dari dulu sampai sekarang, tayangan itu selalu diadakan secara langsung, pada jam 00:30 pagi sampai jam 2:30 pagi. Dan saya yakin hanya ada sedikit orang seperti saya yang sanggup tahan ngantuk dan nonton sampai selesai.

Menurut saya, tayangan yang satu ini akan jauh lebih bermanfaat bila disiarkan pada jam 16:00 sore sampai waktu maghrib. Kalau ada di sore hari, maka banyak karyawan masuk tidak akan bisa nonton karena masih berada di kantor. Tetapi masih ada banyak orang lain di rumah pada saat itu. Ibu rumah tangga, anak sekolah, remaja, mahasiswa, orang yang sudah pensiun, orang yang lagi tidak kerja, orang yang jaga warung, dan seterusnya.

Alangkah baiknya bila ummat Islam diberikan sebuah tayangan yang begitu mulia, yang direkam dari malam sebelumnya dan disiarkan pada jam yang ramai, yaitu jam 16:00 sore. Selain kenikmatan yang akan dialami oleh ummat Islam yang bisa nontonnya, juga ada unsur dakwah yang insya Allah besar bila orang non-Muslim bisa melihat shalat yang begitu luar biasa setiap sore selama satu bulan.

Dulu tayangan itu ada di RCTI, lalu berhenti selama beberapa tahun setelah krismon, dan sekarang dimulai lagi di TVRI. Sayangnya, teksnya (terjemahan ayat) dalam bahasa Inggris sekarang. Dulu, waktu di RCTI, teksnya pakai bahasa Indonesia, dan kelihatan sekali bahwa ada seorang teknisi yang jaga teksnya dan sesuaikan dengan bacaan Imam.

Kalau ada yang peduli pada ummat Islam, dan ingin membantu ummat Islam mendapatkan tayangan yang terbaik di dalam bulan puasa, tolong sebarkan email ini kepada semua teman, khususnya yang kerja di stasiun televisi, lebih khusus lagi di TVRI. Tolong juga kirim ke semua politikus, pengurus partai, pejabat, ustadz, dan tokoh Islam. Kalau kita minta bantuan kepada mereka semua untuk memberikan tayangan ini kepada ummat Islam di sore hari, mungkin mereka akan segera begerak untuk geserkan acara-acara pelawak dan sinetron yang ditayangkan sekarang dan menggantikannya dengan tayangan Shalat Tarawih dari Masjid-il-Haram pada jam 16:00 sampai waktu maghrib.

Selain manfaatnya bagi anak-anak kita yang bisa melihat langsung kemuliaan Islam, juga sangat mungkin ada orang lain seperti saya yang akan merasa tertarik pada Islam setelah melihat pemandangan yang sangat mulia itu.

Wassalamu'alaikum wr.wb.,
Gene Netto

No comments:

Post a Comment